
Dalam dunia jaringan komputer, routing policy memegang peran penting dalam mengatur bagaimana data bergerak dari satu titik ke titik lainnya. Terutama dalam jaringan ISP kecil atau komunitas network (seperti IXP lokal dan WISP), routing policy membantu mengontrol trafik keluar dan masuk agar lebih efisien dan stabil.
Pada artikel ini, kita akan membahas:
- Apa itu routing policy
- Komponen dasar dalam routing policy
- Contoh penerapan menggunakan BGP dan OSPF
- Studi kasus kecil: ISP dengan 2 upstream provider
- Tips implementasi routing policy untuk pemula
Apa Itu Routing Policy?
Routing policy adalah aturan yang digunakan oleh router untuk menentukan bagaimana dan kapan rute tertentu digunakan dalam proses routing.
Routing policy tidak hanya bergantung pada algoritma shortest path, tapi juga mempertimbangkan:
- Prioritas jalur
- Keamanan
- Beban trafik
- Tujuan bisnis (seperti mengutamakan jalur yang lebih murah atau lebih cepat)
Komponen Dasar Routing Policy
Beberapa hal yang biasa didefinisikan dalam routing policy, terutama di protokol seperti BGP:
- Route filtering: Menentukan rute mana yang akan di-accept atau di-advertise.
- Route preference: Memberi bobot pada rute tertentu (melalui attributes seperti local preference, MED, weight).
- AS path control: Menentukan rute berdasarkan jejak Autonomous System.
- Communities: Digunakan untuk mengelompokkan rute dan memberikan perlakuan khusus pada kelompok tersebut.
Penerapan Routing Policy: OSPF vs BGP
OSPF (Open Shortest Path First)
Routing policy pada OSPF relatif terbatas karena OSPF lebih fokus pada topologi internal. Namun, kita bisa menggunakan route filtering dan metric adjustment untuk mempengaruhi rute.
Contoh:
router ospf
distribute-list prefix FILTER-IN in
Di sini, FILTER-IN
adalah access list atau prefix list yang membatasi rute yang diterima.
BGP (Border Gateway Protocol)
BGP sangat fleksibel dalam routing policy karena digunakan untuk komunikasi antar-AS (Autonomous System). Beberapa fitur penting:
- Prefix filter: Batasi prefix yang diterima/diumumkan.
- Local Preference: Tentukan preferensi rute keluar.
- AS Path prepending: Buat jalur tampak lebih panjang agar tidak dipilih.
- MED (Multi Exit Discriminator): Mempengaruhi rute masuk dari peer.
Contoh Konfigurasi:
route-map PREF-ISP1 permit 10
set local-preference 200
router bgp 65001
neighbor 192.0.2.1 route-map PREF-ISP1 in
Studi Kasus: Routing Policy pada ISP Kecil
Skenario:
- Sebuah ISP kecil memiliki dua upstream provider (ISP A dan ISP B)
- ISP A lebih murah, tapi memiliki latency lebih tinggi
- ISP B lebih cepat, tapi lebih mahal
Solusi Routing Policy:
- Gunakan Local Preference tinggi untuk ISP A jika trafik tujuan umum
- Gunakan Prefix list untuk memaksa jalur ke tujuan tertentu (misal: game server) lewat ISP B
- Gunakan AS Path Prepending agar ISP lain memilih jalur tertentu ke kita
- Terapkan communities jika didukung untuk memudahkan pengelompokan prefix
Tips Routing Policy untuk Jaringan Kecil
- Dokumentasikan semua prefix dan peer
- Gunakan prefix-list dan route-map untuk setiap BGP peer
- Uji kebijakan routing di lab sebelum diterapkan
- Pantau perubahan rute dengan tools seperti
bgpctl
,birdc
, atau observasi dari RIPEstat - Pertimbangkan menggunakan Looking Glass dan peering observatory
Kesimpulan
Routing policy bukan hanya soal rute tercepat, tapi bagaimana Anda bisa mengontrol arah trafik, biaya, dan kualitas layanan di jaringan Anda. Untuk ISP kecil, kemampuan menerapkan routing policy yang tepat akan menentukan kualitas layanan ke pelanggan dan efisiensi operasional.
Dengan memahami dan menguasai konsep ini, kamu bisa meningkatkan kemampuan teknis jaringan ke level yang lebih tinggi — bahkan siap bersaing di level network engineer profesional.
Tertarik mengikuti training di ID-Networkers? Klik disini untuk info lengkapnya.