Traffic Load Balance with Etherchannel

Hallo teman-teman pada kesempatan kali ini saya akan membahas materi Etherchannel atau biasa juga disebut dengan Link-Aggregation sebelumnya saya yakin teman-teman pasti familiarnya dengan EtherChannel dibanding Link-Aggregation betul? Sebenarnya keduanya hanya beda penyebutan saja di beberapa fendor gitu, ok mari kita bahas.

Pengertian EtherChannel

EtherChannel atau Link-Aggregation berfungsi untuk mem-bundle beberapa kabel menjadi 1 dalam group termasuk bandwithnya pun digabung, nah kebanyakan digunakan apabila ingin mencegah looping di jaringan kita tetapi kita tidak mau ada link yang nonaktif seperti itu jadi ya solusinya pakai Etherchannel di satu sisi memang mencegah looping kemudian transfer data menjadi jauh lebih cepat karena ketika kita mem-bundle atau grouping kabel tersebut bandwith per interface tersebut di jumlahkan, nah untuk gambarannya seperti dibawah ini.

Bisa dilihat pada gambar diatas link-link tersebut menggunakan Interface FastEthernet yang mana by default nilai dari interface tersebut untuk bandwith nya 100 mb nah pada gambar diatas menggunakan dua link antara SW1 dan SW2 yang mana pasti akan terjadi looping by default di cisco itu STP sudah running maka ada 1 link yang disabled oleh sebab itu jika kita ingin mengaktifkan semua linknya bisa memakai metode Link-Aggregation dengan cara membundle kedua interface tersebut kedalam satu group dan terbuatlah 1 link virtual disisi lain juga metode ini akan melakukan Load Balancing.

Bisa dilihat pada gambar diatas gambar tersebut bisa di ibaratkan setelah kita grouping link antara SW1 – SW2 kemudian bandwithnya pun di tambahkan, mungkin dari segi fungsi seperti itu kita lanjut pada devices apa saja yg support technology ini.

Device yang Support Etherchannel

untuk menerapkan atau implementasi Etherchannel sendiri yatu device yang bekerja full-duplex saja yang bisa menerapkannya seperti:

  • Switch
  • Multi layer Switch (Switch Layer3)
  • Router

Ketiga device tersebut yang bisa diterapkan technology ini, selanjutnya Link-Aggregation ini support grouping sampai 16 link sekaligus dengan catatan:

  • 8 Active
  • 8 Stand by

Macam-macam Protocol pada Etherchannel

Link-Aggregation sendiri memiliki 3 protocol yaitu:

  • PAGP (Port Aggregation Control Protocol) –-> Cisco Propietary
  • LACP (Link Aggregation Control Protocol) –> Open Standard
  • Etherchannel

Sebenarnya PAGP dan LACP ini sama-sama protocol yang bernegosiasi secara otomatis, bila ngomongin perbedaan PAGP ini karena Cisco Propietary maka di perangkat lain tidak bisa jadi ya sesama perangkat Cisco saja yang bisa diterapkan, kemudian LACP ini dibuat untuk Open Standard jadi semua fendor bisa menggunakannya juga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan Ketika ingin melakukan konfigurasi ini

  • Full-Duplex –> kenapa harus Full Duplex karena ketika jaringan kita sudah jadi dan banyak user yang mengirim atau menerima data secara bersamaan dalam 1 waktu device-device tersebut masih bisa menanganinya namun jika Half-Duplex ya harus antri untuk saling mengirim paket tersebut.
  • Speed Interface -> usahakan apabila ingin membuat atau menerapkan technology ini speed interfacenya haru sama, contohnya gigabitethernet dengan fastethernet di grouping itu memang bisa namun speed dari gigabitethernet ini akan mengikuti speed dari interface fastethernet
  • Switchport Mode -> Ya untuk ini sih disesuaikan dengan kebutuhan namun umunya di interface port channel virtualnya ini akan di mode trunk kenapa? Karena VLAN dari kedua switch tersebut akan dilewatkan pada ink tersebut.

Mungkin pembahasannya cukup sekian nanti kita akan lanjutkan dengan konfigurasi PAGP dan LACP saja, kita mulai dari PAGP.

Konfigurasi PAGP

Sempat disinggung sedikit Protocol PAGP ini merupakan Protocol propietary nya Cisco ya bisa dibilang Cisco only yang bisa menggunakannya, selain itu Protocol PAGP sendiri memiliki 2 options yang bisa diterapkan pada interfaces:

  • Desirable (Initiator)
  • Auto

Dua mode diatas merupakan mode yang hanya ada di protocol PAGP dibawah ini bisa disebut rules yang menyangkut terkait mode tersebut agar protocol tersebut bekerja.

Bisa diperhatikan pada gambar diatas itu merupakan sebuah rules dari protocol PAGP sendiri, mari kita lanjut untuk konfigurasinya.

Untuk menerapkan Etherchannel ini membutuhkan dua link atau lebih disini saya menggunakan tiga link dan dua Switch, untuk goal atau hasil akhirnya adalah tiga link tersebut masuk kedalam port group, tidak ada link yang disabled dan bandwithnya tergabung. pertama yaitu masuk kedalam interface yang link-nya menuju switch sebelahnya kalau di saya interface fa0/1-3 disemua switchnya kemudian interface nya kita masukkan kedalam channel-group+mode dan channel-protocol, untuk perintahnya seperti dibawah ini.

SW1
SW1(config)#interface range fastEthernet 0/1-3
SW1(config-if-range)#channel-group 1 mode auto
SW2
SW2(config)#interface range fastEthernet 0/1-3
SW2(config-if-range)#channel-group 1 mode desirable

Seperti biasa saya akan jelaskan setiap perintahnya:

  • interface range fa0/1-3, untuk masuk kedalam interface
  • channel-group 1 mode auto/desirable,ini sebenarnya penomoran untuk groupnya, itu bebas dan tidak harus sama dengan switch sebelahnya, untuk mode ini sebenernya pada PAGP ada 2 mode Active dan Passive.

Selanjutnya lakukan verifikasi atau check apakah etherchannel pagp ini sudah berjalan atau belum karena sebelumnya sudah kita konfigurasikan, untuk menentukan berhasil atau belumnya bisa kita lihat apakah ketiga interface ini masuk kedalam satu group atau tidak.

SW1
SW1#show etherchannel summary
Flags:  D - down           P - in port-channel
I - stand-alone            s - suspended
H - Hot-standby (LACP only)
R - Layer3                 S - Layer2
U - in use                 f - failed to allocate aggregator
u - unsuitable for bundling
w - waiting to be aggregated
d - default port

Number of channel-groups in use: 1
Number of aggregators:           1

Group  Port-channel  Protocol    Ports
- -----+-------------+-----------+-----------------------------------

1      Po1(SU)           PAgP   Fa0/1(P) Fa0/2(P) Fa0/3(P
SW2
SW2#show etherchannel summary
Flags:  D - down         P - in port-channel
I - stand-alone          s - suspended
H - Hot-standby (LACP only)
R - Layer3               S - Layer2
U - in use               f - failed to allocate aggregator
u - unsuitable for bundling
w - waiting to be aggregated
d - default port

Number of channel-groups in use: 1
Number of aggregators:           1

Group  Port-channel  Protocol    Ports
- -----+-------------+-----------+-----------------------------------

1      Po1(SU)           PAgP   Fa0/1(P) Fa0/2(P) Fa0/3(P)

Sebenernya kita sudah selesai bisa dilihat disamping Po1 ada tulisan SU jika dilihat pada keteranganya yaitu S=Layer 2, U=In use bisa diartikan Po1 sudah digunakan dan disamping keterangan nomor interface ada huruf P=In port-channel bisa diartikan interface ini sudah masuk kedalam Port Group, namun saya ingin memperlihatkan ketika switch ini memiliki client dan agar nanti clientnya bisa saling bertukar informasi ke tetangganya disini bisa menggunakan mode trunk dan untuk mode trunk nya ini kita taro pada interface group virtualnya yaitu Po1, untuk perintahnya seperti dibawah ini.

SW1
SW1(config)#interface port-channel 1
SW1(config-if)#sw mod trunk
SW1(config-if)#exit
SW2
SW2(config)#int port-channel 1
SW2(config-if)#sw mod trunk
SW2(config-if)#exit

Konfigurasi Etherchannel PAGP nya telah selesai dan kita sudah mencapai target/goal nya,nya yaitu menyatukan link dan tidak ada link yang diblokir oiya untuk melihat badwith di port-channelnya seperti dibawah ini.

Bisa dilihat gambar diatas jadi masing-masing port-channel tersebut memiliki total bandwith dari gabungan beberapa link tadi.

Konfigurasi LACP

Sebelumnya tadi kita sudah sempat membahas konfigurasi PAGP yang mana jika kita ingin menerapkan konfigurasi tersebut harus sesama device Cisco saja karena protocol tersebut memang Cisco Propietary berbeda dengan LACP yang mana protocol ini merupakan  Open Standard protocol yang bisa digunakan untuk multi vendor, cara kerja nya sama saja yang membedakan optionsnya:

  • Active (Initiator)
  • Passive

Untuk rulesnya seperti dibawah ini

Bisa dilihat untuk peraturannya seperti gambar diatas nantinya agar kedua device tersebut bisa saling komunikasi, lanjut untuk konfigurasinya.

Untuk menerapkan etherchannel ini membuatuhkan dua link atau lebih saya menggunakan tiga link dan dua switch saja cukup, goal atau hasil akhir dari konfigurasi ini adalah tiga link tersebut masuk kedalam port group virtual yang otomatis tidak ada blocking port seperti STP.

Tahap pertama masuk kedalam interface yang link-nya menuju switch sebelahnya kalau di saya interface fa0/1-3 disemua switchnya kemudian interface nya kita masukkan kedalam channel-group+mode dan channel-protocol, untuk perintahnya seperti dibawah ini.

SW1
SW1(config)#interface range fa0/1-3
SW1(config-if-range)#channel-group 1 mode active
SW1(config-if-range)#channel-protocol lacp
SW1(config-if-range)#exit
SW2
SW2(config)#interface range fa0/1-3
SW2(config-if-range)#channel-group 1 mode active
SW2(config-if-range)#channel-protocol lacp
SW2(config-if-range)#exit

Seperti biasa saya akan mencoba jelaskan setiap perintahnya:

  • interface range fa0/1-3, untuk masuk kedalam interface
  • channel-group 1 mode active,ini sebenerany penomoran untuk groupnya itu bebas namun tidak harus sama dengan switch sebelahnya juga tidak apa:
  • channel-protocol lacp, perintah ini bisa disesuaikan sesuai dengan protocol etherchannel apa yang ingin digunakan karena konfigurasi membahas LACP maka protocol itu yang kita gunakan.

Tahap kedua adalah memverifikasi atau check apakah etherchannel lacp ini sudah berjalan atau belum karena sebelumnya sudah kita konfigurasikan, untuk menentukan berhasil atau belumnya bisa kita lihat apakah tiga interface ini masuk kedalam satu group atau tidak.

SW1
SW1#show etherchannel summary
Flags:  D - down           P - in port-channel
I - stand-alone            s - suspended
H - Hot-standby (LACP only)
R - Layer3                 S - Layer2
U - in use                 f - failed to allocate aggregator
u - unsuitable for bundling
w - waiting to be aggregated
d - default port

Number of channel-groups in use: 1
Number of aggregators:                1

Group  Port-channel  Protocol    Ports
- -----+-------------+-----------+-----------------------------------

1      Po1(SU)           LACP   Fa0/1(P) Fa0/2(P) Fa0/3(P)
SW2
SW2#show etherchannel summary
Flags:  D - down          P - in port-channel
I - stand-alone           s - suspended
H - Hot-standby (LACP only)
R - Layer3                S - Layer2
U - in use                f - failed to allocate aggregator
u - unsuitable for bundling
w - waiting to be aggregated
d - default port

Number of channel-groups in use: 1
Number of aggregators:                1

Group  Port-channel  Protocol    Ports
- -----+-------------+-----------+-----------------------------------

1      Po1(SU)           LACP   Fa0/1(P) Fa0/2(P) Fa0/3(P)

Sebenernya kita sudah selesai bisa dilihat disamping Po1 ada tulisan SU jika dilihat pada keteranganya yaitu S=Layer 2, U=In use bisa diartikan Po1 sudah digunakan dan disamping keterangan nomor interface ada huruf P=In port-channel bisa diartika interface ini sudah masuk kedalam interfacenya, namun saya ingin memperlihatkan ketika switch ini memiliki client dan agar nanti clientnya bisa saling bertukar informasi ke tetangganya disini  bisa menggunakan mode trunk dan untuk mode trunking nya ini kita taro pada interface group virtualnya yaitu Po1, untuk printahnya seperti ini #interface port-channel 1.

SW1
SW1(config)#interface port-channel 1
SW1(config-if)#sw mod trunk
SW1(config-if)#exit
SW2
SW2(config)#int port-channel 1
SW2(config-if)#sw mod trunk
SW2(config-if)#exit

Konfigurasi Etherchannel LACP nya telah selesai dan kita sudah mencapai target/goal nya semoga teman-teman dapat memahami dan pembahasannya pun sudah selesai apabila kurang paham silahkan bertanya dikolom komentar kurang lebihnya mohon maaf.

Tertarik mengikuti training di ID-Networkers? Kami menyediakan berbagai pilihan training yang bisa kamu ikuti, klik disini untuk info lengkapnya.

Penulis : Muhammad Sabiq Al Hadi