Overview Static & Dynamic Routing

Hallo teman-teman pada kesempatan kali ini saya akan membahas materi Routing, di artikel ini saya akan memberikan preview saja untuk perkenalan karena ketika kita membahas routing ini jauh lebih kompleks dibandingkan yang lainya karena ada banyak protocol routing yang akan dibahas.

Sebagai contoh ketika kita memiliki 2 Kantor cabang dan 1 Kantor pusat kemudian Bos ingin antara Kantor cabang dan pusat clientnya bisa saling berkomunikasi dan saling terhubung, nah disinilah kita menggunakan routing karena routing sendiri memiliki fungi untuk menguhubungkan antar network meskipun berbeda router bisa saling berkomunikasi dengan catatan router tujuan memiliki informasi network kita pada routing table nya, untuk contoh implementasinya seperti tadi sekarang kita coba bahas lebih dalam.

Pengertian Routing

Jika teman-teman belum tahu apa itu routing? Routing merupakan sebuah proses pertukaran data dari satu network ke network yang lain melalui Perangkat Layer 3. agar mudah dipahami saya berikan kesimpulan bahwa routing berfungsi juga untuk menghubungkan network atau subnet yang berbeda pada router lain atau router yang berbeda. Routing sendiri bekerja pada Layer 3 dengan perangkat:

  • Router
  • Multilayer Switch

Dalam Routing sendiri memiliki 2 jenis atau tipe routing protocol:

  • Routing Static
  • Routing Dynamic

Static Routing

Static routing adalah metode untuk router yang memiliki table routing yang disetting atau dikonfigurasi secara manual untuk menuju ke spesifik network oleh Network Engineer atau Administrator Jaringannya. static routing sendiri memiliki kelebihan yaitu:

  • lebih aman serta tidak membutuhkan sumber daya yang besar maksudnya tidak membebani kerja router seperti itu.
  • Cocok untuk digunakan pada network yang skalanya kecil
  • Bisa menentukan Best Path menuju destinasinya

Routing jenis ini sendiri memiliki kekurangan yaitu apabila terjadi perubahan dalam jaringan atau topologinya maka administrator harus konfigurasi ulang atau diupdate sehingga sesuai dengan jaringan yang baru dan routing jenis ini tidak cocok diterapkan pada network yang skalanya besar. Tabel routing adalah kumpulan jalur routing yang telah dikonfigurasi. Informasi yang terdapat dalam tabel routing sendiri antara lain:

  • Destination Network
  • Destination Subnet Mask
  • Metric
  • Next Hop
  • Outgoing Interface

Untuk format penulisan jika kita ingin konfigurasi routing static ini akan saya berikan dibawah ini, namun perlu di pahami meskipun format penulisan di beberapa Fendor beberbeda tetapi yang di input ke routing table hanya (Destination Network | Subnetmask/Prefix | Next-Hop/Gateway) yang dibawah ini saya akan berikan contoh penulisan di Fendor Cisco.

                    ip route 192.168.10.0  255.255.255.0  10.10.12.1
                                   |              |            |
                       			    Network      Subnetmask     Gateway

Dynamic Routing

Dynamic Routing merupakan jenis routing yang dalam pembentukan tabel routing memiliki algoritma dalam menentukan jalurnya tentu secara dynamic atau jika disimpulkan dia kebalikan dari metode routing static yang mana mengisi routing tablenya secara otomatis. tentu dynamic ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

  • kelebihannya yaitu apabila terjadi perubahan dalam suatu jaringan atau topologinya maka protocol ini akan secara otomatis mengupdate table routingnya sehingga dapat menyesuaikan dengan model jaringan yang baru dan cocok untuk network yang skalanya besar.
  • kekurangan yaitu membutuhkan Resource jaringan yang lebih besar (seperti CPU dan memory) sehingga performa jaringan dapat menurun serta Bandwidth yang dibutuhkan lebih besar.

Dalam Dynamic Routing sendiri terdapat dua jenis protocol lagi yaitu:

  • Interior Gateway Protocol (IGP)
  • Exterior Gateway Protocol (EGP)

Interior Gateway Protocol (IGP)

IGP sendiri merupakan protocol yang terdapat dalam jenis Routing Dynamic yang mana digunakan dalam 1 Autonomous System, untuk penggunaannya seperti pada jaringan internal perusahaan atau service provider. didalam IGP terdapat lagi dua jenis yaitu:

  • Distance Vector
  • Link-State

Disini saya akan membahas Distance Vector terlebih dahulu teman-teman bisa lihat gambar dibawah ini sebagai gambaran cara kerja dari Distance Vector.

-Distance Vector-

Teman-teman bisa dilihat gambar diatas saya menaruh palang penunjuk jalan TOL jadi jika kita ingin ke kota Cirebon kita hanya tahu & mengikuti sesuai arahan petunjuk jalannya sama halnya Distance Vector jadi semua routing protocol yang termasuk kedalam Distance Vector untuk mencapai Destinasinya memilih jalur terbaik berdasarkan jumlah hop paling sedikit, hop sendiri dapat diartikan sebagai loncatan namun jika diartikan melewati jumlah router yang paling sedikit contoh seperti dibawah ini.

Bisa diperhatikan pada gambar diatas teman-teman perintahnya jika Client C ingin berkomunikasi dengan Server S kira-kira Router R1 akan meneruskan trafficnya kemana teman-teman? nah jawabannya dia akan meneruskan paketnya ke Router R4 kenapa? karena Distance Vector akan memilih Hop paling sedikit menuju destinasinya seperti itu. Routing Protocol yang masuk kedalam jenis ini yaitu:

  • RIPv1
  • RIPv2
  • IGRP
  • EIGRP

Kemudian teman-teman perlu ingat Protocol ini hanya mengetahui route dan metric untuk menuju destination tertentu. Protocol ini tidak mempunyai informasi tentang map atau detail dari jaringan atau topologi secara lengkap.

“Distance = jauhnya source network menuju destination berdasarkan metric. (Metric dihitung dari hop count, cost, bandwidth, delay, dll.)”

-Link State-

Nah jika sebelumnya saya menggambarkan cara kerja Distance Vector dengan petunjuk jalan di TOL sekarang untuk Link-State bisa digambarkan seperti maps kenapa seperti itu? Link-state protocol mengetahui topologi jaringan secara keseluruhan dengan mengumpulkan informasi dari setiap router dan mengetahui topologi jaringannya secara lengkap dan detail jadi ketika ada paket yang dikirimkan dia langsung menentukan jalan terbaiknya karena sudah tahu topologi jaringannya ingin dilewatkan kemana dan jalur tercepatnya lewat mana itu sudah ditentukan, namun kekuranganya dia memakan Resource yang cukup besar dibandingkan Distance Vector. contoh Routing Protocolnya yaitu:

  • OSPF
  • IS-IS

ada bebrapa point yang harus diingat oleh teman-teman.

  • Jalur terbaik ditentukan oleh nilai cost terkecil
  • Link-state protocol area yang wajib ada aadalah area 0 atau area backbone

Exterior Gateway Protocol (EGP)

Untuk EGP ini merupakan sebuah protocol dalam routing dynamic yang digunakan untuk routing antar Autonomous System (Inter AS), untuk penggunaanya seperti routing antar AS dan satu-satunya routing protocol yang termasuk dalam EGP yaitu routing BGP. contoh penggunaanya seperti antar ISP

Best Path Selection

Dalam routing sendiri ada yang namanya Best-Path atau jalan terbaik menuju Destinasinya, masing-masing routing Protocol memiliki perhitungannya sendiri berdasarkan beberapa parameter dibawah ini:

  • Longest Prefix (semakin spesifik maka itu yang dipilih)
  • Administrative Distance (semakin kecil nilainya maka itu yang dipilih)
  • Metric

kita akan bahas setiap parameternya dimulai dari Longest Prefix.

-Longest Prefix-

Router akan memilih prefix yang paling spesifik untuk memforward packet ke destination, contoh terdapat entry routing table seperti dibawah ini:

10.4.1.32/27 10.4.1.0/24 10.0.0.0/8

jika kita ingin mengirimkan paket ke 10.4.1.62 kira-kira ketiga prefix diatas mana yang akan dipilih? jawabannya 10.4.1.32/27 karena prefix ini paling spesifik, bisa di ibartkan seperti ini saya memiliki buku dan ingin mencari halaman 52 kira-kira saya akan mulai mencari dari halaman 1-100 atau 40-72? jawabannya 40-72 kenapa ya karena angka 52 lebih cepat ketemu dalam range halaman 40-72.

-Administrative Distance-

Teman-teman Administrative Distance ini merupakan Nilai dari setiap Routing Protocol nah di Administrative Distance sendiri akan dipilih nilai yang paling terkecil untuk list nilai dari Routing protocol ada dibawah ini:

Nah jika ada Router yang menggunakan 2 Routing Protocol sekaligus yaitu Routing Static & RIP dan ingin memforward Traffic menuju destinasinya, menurut teman-teman Routing Protocol mana yang akan digunakan? jawabannya Routing Static kenapa? karena Nilai AD yang terkecil itulah yang dipilih Routing Static (1) & Routing RIP (120).

-Metric-

Perhitungan metric digunakan apabil ada Multiple Route yang destinasinya sama kemudian pemilihannya dengan Nilai metric yang terkecil. disini saya akan memberikan contoh perhitungan Metric pada Routing OSPF, RIP dan EIGRP.

  • RIP
    • Hop Count (jumlah lompatan menuju destinasi)
  • EIGRP
    • Badwith
    • Delay
    • Load
    • Reliability
  • OSPF
    • Cost (References Bandwith : Bandwith Interface)
    Nah teman-teman mungkin Pembahasan untuk Preview sudah selesai dan jika ada yang ingin ditanyakan silahkan dikolom komentar, untuk article selanjutnya kita akan lebih ke konfigurasi dan implementasinya, kurang lebihnya mohon maaf dan terimakasih.

Tertarik mengikuti training di ID-Networkers? Kami menyediakan berbagai pilihan training yang bisa kamu ikuti, klik disini untuk info lengkapnya.

Penulis : Muhammad Sabiq Al hadi